Time

KESABARAN ADALAH KUNCI KESHALIHAN

Rabu, 23 November 2011

Di kisah kan dari dua pemuda bersahabat. Keduanya menjalin persahabatan sejak lama sampai waktu yang tak terhingga. Tibalah salah satu dari keduanya ada yang menikah lebih dulu..
Katakanlah dua pemuda itu bernama Abdul dan Tsabit. Di antara keduanya Abdul yang menikah lebih dulu.
Semenjak Abdul menikah keduanya menjadi jarang sekali bertemu.
Rasa rindu dari keduanya pun kian tak terbendung.. Maka Tsabitpun menyempatkan diri untuk menemui Abdul di rumahnya.
Di ketuklah pintu rumah dengan pelan… Tok-tok-tok… “Assalamualaikum..?!”
“siapa ya?!”.. Terdengar suara lantang seorang wanita di dalam rumah itu yang tak lain adalah istri Abdul sahabatnya itu..
Tsabit segera membalasnya dengan pelan: “Ini saya Tsabit, sahabat suamimu”..
“Saya ingin bertemu suamimu?”..
Istri Tsabit menjawab dengan nada lebih lantang lagi: “Suamiku sedang nyari kayu bakar di hutan sana..!” “Semoga saja dia tidak kembali !”..
Tsabit di penuhi rasa heran dengan ucapan dan sikap istri Abdul itu.. Sambil duduk-duduk di beranda rumah untuk menunggu kedatangan Abdul.
Lama Tsabit menunggu Abdul tak jua datang. Sementara di dalam rumah terdengar suara istri Abdul yang masih acap kali memaki-maki suaminya..
Tsabit diam saja…
Tak lama bayangan Abdul mulai terlihat di kejauhan sana. Ia berjalan menuju pulang..
Namun Tsabit terkejut dengan apa yang di saksikan di samping kanan Abdul itu. Yaitu seekor Harimau besar yang di punggungnya di penuhi kayu bakar milik Abdul.
Tibalah Abdul di rumah dan di sambut ramah oleh Tsabit. Seekor Harimau tadi menjatuhkan setumpuk kayu bakar di beranda rumah dengan pelan. Kemudian Harimau itu berlalu.
Setelah berbincang-bincang sedikit Abdul mengajak sahabatnya masuk. Tsabit duduk di ruang tamu yang sederhana. Hanya beralaskan tikar. Tsabit masih di penuhi heran akan
seekor Harimau tadi. Tampa barani menayakan kepada sahabatnya itu. Sementara Abdul mengambil air minum dan sajian alakadarnya untuk tamunya itu. Keduanya berbincang-bincang lama hingga senja menjelang. Akhirnya Tsabit mohon undur diri.
Keduanyapun berpisah…
Shaleh dan Shalehah II
oleh Kacunk Japoera pada 18 Oktober 2011 jam 8:32
Hari-hari berganti bulan… Hingga tahunpun beranjak lebih cepat…
Rindu Tsabit akan sahabatnya kembali menderu… Di ke esokan harinya Tsabit kembali menemui Abdul sahabatnya itu…
Tibalah Tsabit di depan pintu rumah Abdul…
”Tok tok tok,,..
“Assalamualaikum..?,”..
“Waalaikum salam..”
“Maaf, siapakah di luar?!,”..
Terdengar suara lembut perempuan dari dalam…
“Saya Tsabit, sahabat suamimu..!,,”..
“Oh ya, bisakah aku bertemu suamimu..?!”..
Dengan pelan Tsabit membalas pertanyaannya. Tsabit sedikit janggal akan suara lembut dari dalam itu… Apakah benar dia adalah istri Abdul yang dulu itu…???..
“Oh ya tentu bisa..! Suamiku sekarang belum pulang mas.. Beliau masih di hutan.. Insya Allah sebentar lagi juga pulang..!”,…
Tsabit hanya mendengar suara saja dari dalam. Tampa mengetahui siapa sebenarnya suara itu.. Mungkin ini lebih baik. Dan agar lebih terhindar dari fitnah…
“Baiklah aku tunggu di luar saja.?!”…
“Oh njeh monggo..!,”..
Tsabit duduk di beranda rumah menunggu sahabatnya pulang…
Tak lama Abdul pun kembali… Tampak segulung kayu bakar di ikat erat dengan sehelai selendang di punggung Abdul…
Abdul nampak kelelahan… Dengan sigap Tsabit membantu sahabatnya untuk menurunkan kayu bakar itu…
“Kemanakah seekor Harimau itu,,?!” Gumam Tsabit dalam hati…
Setelah berjabat tangan dan berbincang-bincang ringan kemudian Abdul mengajak sahabatnya masuk…
Di ruang tamu nampak aneka makanan ringan beerikut air teh hangat yang siap saji… Abdul duduk melepas lelah, berhadapan dengan Tsabit… Keduanya berbincang-bincang…
Tak lama keluarlah seorang perempuan berkerudung dari balik tirai dengan badan merunduk… Ia membawakan sesangku Nasi putih untuk di sejikan… Dia tak lain adalah istri Abdul…
Usai menyerahkan sesangku Nasi perempuan itu segera kembali…
Keduanya semakin terhanyut dengan obrolan. Hingga akhirnya Tsabit memberanikan diri untuk menanyakan perihal seekor Harimau yang dulu itu…
Abdul pun menjelaskan:…
“Wahai Tsabit sahabatku.. Sungguh aku tidak tau dari mana asal kedatangan Harimau itu… Semenjak pertama kali aku menikah Harimau itu selalu datang membantuku.. Tapi entah mengapa setelah istri pertamaku itu meninggal dunia, Harimau itu pergi tampa bekas.. Mungkin ini berkat dari kesabaranku kepada istri pertamaku itu…
Setelah saya menikah yang kedua kalinya tiba-tiba Harimau itu tidak pernah terlihat lagi… Entah kemana perginya aku tidak tau”..
Tsabitpun mengerti apa yang baru saja di jelaskan oleh sahabatnya itu…
Ternyata buah dari kesabaran Abdul atas perlakuan istri pertamanya. Hingga seekor Harimau buas pun mau berteman dengannya…
Subhanallah…
Wallohu a’lam…
Di kutip dari syarah “Uqudullijain”…

0 komentar:

Posting Komentar