Time

Cinta dan kasih sayang ibu terhadap putri nya

Senin, 19 Desember 2011






Jalannya sudah tertatih-tatih, karena usianya sudah lebih dari 70 tahun, sehingga kalau tidak perlu sekali, jarang ia bisa dan mau keluar rumah. Walaupun ia mempunyai seorang anak perempuan, ia harus tinggal di rumah jompo, karena kehadirannya tidak diinginkan. Masih teringat olehnya, betapa berat penderitaannya ketika akan melahirkan putrinya tersebut. Ayah dari anak tersebut minggat setelah menghamilinya tanpa mau bertanggung jawab atas perbuatannya. Di samping itu keluarganya menuntut agar ia menggugurkan bayi yang belum dilahirkan, karena keluarganya merasa malu mempunyai seorang putri yang hamil sebelum nikah, tetapi ia tetap mempertahankannya, oleh sebab itu ia diusir dari rumah orang tuanya.



Selain aib yang harus di tanggung, ia pun harus bekerja berat di pabrik untuk membiayai hidupnya. Ketika ia melahirkan putrinya, tidak ada seorang pun yang mendampinginya. Ia tidak mendapatkan kecupan manis maupun ucapan selamat dari siapapun juga, yang ia dapatkan hanya cemohan, karena telahelahirkan seorang bayi haram tanpa bapa. Walaupun demikian ia merasa bahagia sekali atas berkat yang didapatkannya dari Tuhan di mana ia telah dikaruniakan seorang putri. Ia berjanji akan memberikan seluruh kasih sayang yang ia miliki hanya untuk putrinya seorang, oleh sebab itulah putrinya diberi nama Love – Kasih.

Siang ia harus bekerja berat di pabrik dan di waktu malam hari ia harus menjahit sampai jauh malam, karena itu merupakan penghasilan tambahan yang ia bisa dapatkan. Terkadang ia harus menjahit sampai jam 2 pagi, tidur lebih dari 4 jam sehari itu adalah sesuatu kemewahan yang tidak pernah ia dapatkan. Bahkan Sabtu Minggu pun ia masih bekerja menjadi pelayan restaurant. Ini ia lakukan semua agar ia bisa membiayai kehidupan maupun biaya sekolah putrinya yang tercinta. Ia tidak mau menikah lagi, karena ia masih tetap mengharapkan, bahwa pada suatu saat ayah dari putrinya akan datang balik kembali kepadanya, di samping itu ia tidak mau memberikan ayah tiri kepada putrinya.

Sejak ia melahirkan putrinya ia menjadi seorang vegetarian, karena ia tidak mau membeli daging, itu terlalu mahal baginya, uang untuk daging yang seyogianya ia bisa beli, ia sisihkan untuk putrinya. Untuk dirinya sendiri ia tidak pernah mau membeli pakaian baru, ia selalu menerima dan memakai pakaian bekas pemberian orang, tetapi untuk putrinya yang tercinta, hanya yang terbaik dan terbagus ia berikan, mulai dari pakaian sampai dengan makanan.



Pada suatu saat ia jatuh sakit, demam panas. Cuaca di luaran sangat dingin sekali, karena pada saat itu lagi musim dingin menjelang tahun baru. Ia telah menjanjikan untuk memberikan sepeda sebagai hadiah tahun baru untuk putrinya, tetapi ternyata uang yang telah dikumpulkannya belum mencukupinya. Ia tidak ingin mengecewakan putrinya, maka dari itu walaupun cuaca diluaran dingin sekali, bahkan dlm keadaan sakit dan lemah, ia tetap memaksakan diri untuk keluar rumah dan bekerja. Sejak saat tersebut ia kena penyakit rheumatik, sehingga sering sekali badannya terasa sangat nyeri sekali. Ia ingin memanjakan putrinya dan memberikan hanya yang terbaik bagi putrinya walaupun untuk ini ia harus bekorban, jadi dlm keadaan sakit ataupun tidak sakit ia tetap bekerja, selama hidupnya ia tidak pernah absen bekerja demi putrinya yang tercinta.

Adilkah orang miskin di larang sakit


Sehat adalah salah satu nikmat yang diberikan Allah kepada makhlukNya. Kesehatan adalah keadaan sejahteradan badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Karena itu menjaga kesehatan sangatlah penting bagi kita agar dapat melakukan aktivitas secara normal. Namun bagaimana kalau sakit?Sudah menjadi wacana umum bahwa biaya kesehatan di Indonesia tidak bisa dibilang murah.

Obat-obatan dan peralatan medis yang kebanyakan dari mancanegara semakin membuat harga obat dan perawatan rumahsakit semakin membumbung tinggi.

Besarnya jumlah fakir miskin memperngaruhi nilai belikesehatan bagi masyarakat. Jumlah yang tidak sedikit perkerjaan pemerintah menanggulangi permasalahan kesehatan untuk warga tidak mampu di Indonesia ini Kurangnya tingkat kesadaran dan faktor pengetahuan akan kesehatan menjadikanmasyarakat sering kecil seoleh dekat dengan lingkungan yang kurang sehat. Akibatnya dari itu semuanya sungguh sangat memilukan. Banyak kisah yang menggambarkan betapa mahalnya kesehatan di negeri ini.
Berikut adalah kisah memilukan yangsaya ambil dari Kick Andy;

Cerita pilu datang dari Medan.Krispinaldi dan Roida Panjaitan harus kehilangan dua anak yang dicintainya.Kisah bermula ketika kedua anaknya dirawat di sebuah rumah sakit dekatkediamannya karena terserang demam berdarah dengue. Setelah dirawat beberapahari anak pertama, Daniel tidak tertolong jiwanya.
“Ketika anak saya meninggal dunia,hati saya hancur, dan saya berusaha sekuat tenaga menyelamatkan nyawa Rebecca,”ujar Roida sambil menangis. Dan, ternyata setelah dirawat selama 19 hari kondisi Rebecca tak kunjung ada kemajuan. 
Maka Roida dan suaminya, Krispinaldi berupaya memindahkan perawatan anakknya, Rebecca ke rumah sakit lain. Namun,usahanya itu tidak berjalan mulus, karena pihak rumah sakit minta agar mereka harus membayar biaya perawatan terlebih dulu. Ketika mereka sedang mengusahakanbiaya perawatan itu, nyawa Rebecca meregang dan meninggal dunia menyusul kakaknya Daniel. Krispinaldi dan Roida yang ekonomi pas-pasan itu pun kembali harus menelan pil yg sangat pahit.

Pengalaman pahit dengan rumahsakit juga dialami pasangan Erwin Lubis dan istrinya Endriyana. Ketika bayiyang merupakan putra ketiga mereka lahir ternyata tidak sempurna yaitu tidakmempunyai dinding perut. Akibatnya, bayi yang diberi nama Rizki itu perutnyamakin membesar. Mereka pun dengan sekuat tenaga membawa anaknya untukmendapatkan perawatan. Namun, sejumlah rumah sakit di daerah Tangerang menolak dengan berbagai alasan seperti, kamar penuh, alat medis yang terbatas dan rumah sakit yang sedang direnovasi. Di tengah keputus-asaan itulah ada seorang wartawan yang peduli dan memberitakannya. 
Erwin Lubis yang pedagang kelontongitu pun mendapat pertolongan dari dinas kesehatan setempat. Namun, lagi-lagikarena terlambat mendapat perawatan, nyawa Rizki tidak tertolong. “Ya, sayasangat sedih, mengapa saya sebagai ayah tidak berdaya menolong anak saya,”ungkap Erwin Lubis sambil menangis tersedu.

Pengalaman memilukan juga dialami Siti Jaenab warga Cikupa, Tangerang, Banten. Kisah bermula ketika ia merasa perutnya mulas dan sedang di kamar mandi. Tak disangka-sangka ketika ia sedangbuang hajat, ternyata ia melahirkan tiga bayi prematur di kamar mandi. “Bahkan satu anak diantaranya kepalanya membentur lantai kamar madi,”ujar Jainab.Bersama kakak iparnya, Ismail ia membawa anaknya ke rumah sakit terdekat.Jainab yang hanya pegawai buruh pabrik itu mengalami kesulitan ketika membawaanaknya ke rumah sakit. Sebagaian besar rumah sakit mensyaratkan pasien harus menyetor uang muka terlebih dahulu sebagai jaminan.

Setela

Kisah Seorang Ibu penjual Tempe


Di Karangayu, sebuah desa di Kendal, Jawa Tengah, hiduplah seorang ibu penjual tempe. Tak ada pekerjaan lain yang dapat dia lalukan sebagai penyambung hidup. Meski demikian, nyaris tak pernah lahir keluhan dari bibirnya. Ia jalani hidup dengan riang. "Jika tempe ini yang nanti mengantarku ke surga, kenapa aku harus menyesalinya. .." demikian dia selalu memaknai hidupnya. Suatu pagi, setelah shalat subuh, dia pun berkemas. Mengambil keranjang bambu tempat tempe, dia berjalan ke dapur. Diambilnya tempe-tempe yang dia letakkan di atasmeja panjang. Tapi, deg! dadanya gemuruh. Tempe yang akan dia jual, ternyata belum jadi. Masih berupa kacang kedelai, sebagian berderai, belum disatukan ikatan-ikatan putih kapas dari peragian.

Tempe itu masih harus menunggu satu hari lagi untuk jadi. Tubuhnya lemas. Dia bayangkan, hari ini pasti dia tidak akan mendapatkan uang, untuk makan, dan modal membeli kacang kedelai, yang akan dia olah kembali menjadi tempe.

Di tengah putus asa, terbersit harapan di dadanya. Dia tahu, jika meminta kepada Allah, pasti tak akan ada yang mustahil. Maka, di tengadahkan kepala, dia angkat tangan, dia baca doa. "Ya Allah, Engkau tahu kesulitanku. Aku tahu Engkau pasti menyayangi hamba-Mu yang hina ini. Bantulah aku ya Allah, jadikanlah kedelai ini menjadi tempe. Hanya kepada-Mu kuserahkan nasibku..." Dalam hati, dia yakin, Allah akan mengabulkan doanya.

Dengan tenang, dia tekan dan mampatkan daun pembungkus tempe. Dia rasakan hangat yang menjalari daun itu. Proses peragian memang masih berlangsung. Dadanya gemuruh. Dan pelan, dia buka daun pembungkus tempe. Dan... dia kecewa. Tempe itu masih belum juga berubah. Kacang kedelainya belum semua menyatu oleh kapas-kapas ragi putih. Tapi, dengan memaksa senyum, dia berdiri. Dia yakin, Allah pasti sedang "memproses" doanya. Dan tempe itu pasti akan jadi.

Dia yakin, Allah tidak akan menyengsarakan hambanya yang setia beribadah seperti dia. Sambil meletakkan semua tempe setengah jadi itu ke dalam keranjang, dia berdoa lagi. "Ya Allah, aku tahu tak pernah ada yang mustahil bagi-Mu. Engkau Maha Tahu, bahwa tak ada yang bisa aku lakukan selain berjualan tempe. Karena itu ya Allah, jadikanlah. Bantulah aku, kabulkan doaku..."

Sebelum mengunci pintu dan berjalan menuju pasar, dia buka lagi daun pembungkus tempe. Pasti telah jadi sekarang, batinnya. Dengan berdebar, dia intip dari daun itu, dan... belum jadi. Kacang kedelai itu belum sepenuhnya memutih. Tak ada perubahan apa pun atas ragian kacang kedelai tersebut. "Keajaiban Tuhan akan datang... pasti," yakinnya.

Arti sebuah kedewasaan


Seringkali manusia menghubungkan pertambahan usia dengan kedewasaan, meskipun memang usia tua belum tentu bisa bersikap dewasa. Hingga ada ungkapan, “Tua itu pasti, dewasa itu pilihan.”

Pernah saya membaca sebuah tulisan seorang ustadz yang sering muncul di layar kaca, beliau menuliskan tentang ciri-ciri kedewasaan. Tulis beliau, dewasa adalah diam aktif, tak banyak bicara, tak banyak komentar tapi menyikapi permasalahan dengan bijaksana. Dewasa juga berarti mempunyai empati, senantiasa meluangkan jiwa untuk memikirkan dan memahami perasaan orang lain. Dewasa adalah senantiasa berhati-hati dalam berpendapat, menentukan sikap, menggunakan waktu dan membelanjakan harta . Dewasa adalah sabar, sehingga ia bisa mengendalikan jiwanya dari ledakan emosi dan menenangkan hatinya dari kemarahan tanpa guna. Dewasa adalah bertanggungjawab akan kehidupan yang ia arungi.

Semoga kedewasaan kita tidak terlambat tumbuh. Memang kita tak akan bisa seperti Imam Syafi’i yang telah menguasai berbagai macam ilmu agama saat usianya baru lima belas tahun dan ia pun telah menjadi mufti kota Makkah pada usia itu. Atau seperti Usamah bin Zaid yang memimpin ribuan pasukan, padahal usianya belum genap 20 tahun. Atau layaknya Muhammad Al Fatih yang ketika menaklukkan Konstatinopel, ibukota Romawi Timur, dalam usia 23 tahun. Kita memang tak bisa seperti mereka karena kini kita telah tua, hanya saja jangan sampai kita berputus asa karena kita masih bisa belajar dari mereka tentang kegigihan dalam menggapai cita-cita, kesabaran dalam merentas jalan ke surga dan kesungguhan dalam mewujudkan harapan.

Imam Syafi’i tidak pernah berhenti menuntut ilmu meski telah mendapat kedudukan istimewa di Makkah. Ia pergi ke Madinah untuk belajar kepada Imam Malik, ia juga ke Mesir, Kufah, Baghdad dan kota-kota lainnya. Hingga berpuluh tahun merantau demi ilmu, dia tak pernah berhenti. Dan ia pun berpesan kepada kita semua, 
“Bepergianlah, kamu pasti akan mendapatkan pengganti apa yang kamu tinggalkan. Berusaha keraslah, karena kenikmatan hidup ada pada kelelahan usaha keras. Aku melihat, air yang berhenti itu merusak dirinya, kalau ia mengalir pasti akan baik, kalau ia berhenti akan buruk. Dan, kalaulah singa tidak meninggalkan tempatnya ia tidak akan mendapat buruan. Demikian juga panah, kalau tidak bergerak meninggalkan busur, dia tidak akan mengenai sasaran.”

Koleksi Kata -kata Mutiara nan Indah



Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu yang lain dibukakan. Tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga tidak melihat pintu lain yang dibukakan bagi kita.

***

Dalam hidup, terkadang kita lebih banyak mendapatkan apa yang tidak kita inginkan. Dan ketika kita mendapatkan apa yang kita inginkan, akhirnya kita tahu bahwa yang kita inginkan terkadang tidak dapat membuat hidup kita menjadi lebih bahagia

***

Bermimpilah tentang apa yang ingin kamu impikan, pergilah ke tempat-tempat kamu ingin pergi. Jadilah seperti yang kamu inginkan, kerna kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.

***

Masa depan yang cerah berdasarkan pada masa lalu yang telah dilupakan. Kamu tidak dapat melangkah dengan baik dalam kehidupan kamu sampai kamu melupakan kegagalan kamu dan rasa sakit hati.

***

Waktu kamu lahir, kamu menangis dan orang-orang di sekelilingmu tersenyum. Jalanilah hidupmu sehingga pada waktu kamu meninggal, kamu tersenyum dan orang-orang di sekelilingmu menangis.


***

Semoga kamu mendapat cukup kebahagiaan untuk membuat kamu bahagia, cukup cobaan untuk membuat kamu kuat, cukup penderitaan untuk membuat kamu menjadi

***
manusia yang sesungguhnya, dan cukup harapan untuk membuat kamu positif terhadap kehidupan.


***


Yang memimpin wanita bukan akalnya, melainkan hatinya.


***

Hari ini bila ia datang, jangan biarkan ia berlalu pergi. Esok kalau ia masih bertandang, jangan harap ia akan datang kembali

***


Sesuatu yang baik, belum tentu benar. Sesuatu yang benar, belum tentu baik. Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga. Sesuatu yang berharga/berguna, belum tentu bagus.



Agama menjadi sendi hidup, pengaruh menjadi penjaganya. Kalau tidak bersendi, runtuhlah hidup dan kalau tidak berpenjaga, binasalah hayat. Orang yang terhormat itu kehormatannya sendiri melarangnya berbuat jahat. -Pepatah Arab


***

Jangan tertarik kepada seseorang karena parasnya, sebab keelokan paras dapat menyesatkan. Jangan pula tertarik kepada kekayaannya karena kekayaan dapat musnah. Tertariklah kepada seseorang yang dapat membuatmu tersenyum, karena hanya senyum yang dapat membuat hari-hari yang gelap menjadi cerah.


***

Sungguh benar bahwa kita tidak tahu apa yang kita miliki sampai kita kehilangannya, tetapi sungguh benar pula bahwa kita tidak tahu apa yang belum pernah kita miliki sampai kita mendapatkannya.


***

Masa depan yang cerah selalu tergantung pada masa lalu yang dilupakan. Kita tidak dapat meneruskan hidup dengan baik jika tidak dapat melupakan kegagalan dan sakit hati di masa lalu.